Dalam Diam Kami Bercinta 1







Semenjak saya divonnis dokter muatan, tidak bolehmemiliki anak lagi, hatiku benar-benar susah. Ternyata, Tuhan cuma menitipkan seoang anak saja yang kulahirkan. Rahimku, cuma bisa melahirkan seoang anak lelaki di rahimku. Sesudah saya sehat serta datang dari rumah sakit bawa bayiku, serta bayiku berumur satu tahun, secara halus suamiku minta izin untuk menikah lagi. Faktanya, untuknya seorang anak tidak kemungkinan. Ia harus mempunyai anak lainnya, lelaki serta wanita. Dengan susah, saya "sangat terpaksa" mengikhlaskan suamiku untuk menikah lagi. Parakanku telah tdiangkat, untuk keselamatanku serta kesehatanku.
Semenjak pernikahannya, ia jarang-jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam satu minggu. Sekarang sesudah umur anakku 15 tahun, suamiku malah tidak pernh pulang ke rumah lagi. Ia sudah mempunyai empat orang anak, persisnya dua pasang dari isteri mudanya serta dua anak lagi dari isterinya yang ke-3. Saya harus senang, mempunyai tiga buah toko yang berikan atas namaku dan satu mobil serta satu taksi kecuali sedikit deposito yang terus kutabung unutk ongkos kuliah anakku Irvan kelak.

Irvan sendiri telah tidak peduli pada ayahnya. Justru, jika ayahnya pulang, terlihat Irvan tidak berteman dengannya. Saya tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa. Mudah-mudahan saja Irvan tidak berdosa pada ayahnya. Tiap malam Saya tetap mengeloni Irvan supaya badanku tidak kedinginan disiram oleh situasi dingin AC 2 PK di kamar tidurku. Irvan jika kedinginan, malah rapatkan badannya ke badanku. Irvan memang anak yang manja serta saya menyukainya.

Telah jadi kebiasaanku, jika saya tidur cuma menggunakan daster mini tanpa ada satu helai kain juga dibalik daster miniku. Saya nikmati tidurku dengan udara dinginnya AC serta timpa selmut tebal yang lebar. NIkmat sekali rasa-rasanya tidur memeluk anak semata-mata wayangku, Irvan. Kusalurkan belai kasih sayangku padany. Cuma kepadanya yang saya cintai.

Beberapa kali sudah saya merasai, buah dadanya diisap-isap oleh Irvan. Saya mengelus-elus kepala Irvan dengan kelembutan serta kasih sayang. Tetapi kesempatan ini, tidak seperti umumnya. Hisapan pda pentil teteku, berasa demikian indahnya. Ditambah samping tangan Irvan mengelus-elus bulu vaginaku. Oh... indah sekali. Saya biarkan. Toh ia anakku . Biarkanlah, supaya tidurnya menghasilkan mimpi yang indah.

Waktu saya mengambil pentil tetekku dari mulut Irvan, ia mendesah.

"Mamaaaaa..."

Kuganti masukkan pentil tetekku lainnya ke mulutnya. Tetap demikian, hingga kemudian mulutnya lepas dari tetekku serta saya menyelimuti serta kami tertidur nyenyak. Malam hari ini, saya malah benar-benar bergairah. Saya ingin disetubuhi. Ah... Mampukah Irvan menyetubuhiku. Umurnya baru 15 tahun. Masih SMP. Mampukah. Pertanyaan itu tetap bergelut dalam bathinku.

Esok paginya, waktu Irvan ke sekolah, saya membuka almari yang telah lama tidak kurapikan. Di almari pakaiaIrvan di kamarnya (walaudia tidak sempat meniduri kamarnya itu) saya lihat beberapa keping CD. Waktu saya putar, rupanya semuanya film-film porno dengan beberapa tempat. Dadaku deru. Apaah anakku telah pahami sex? Apa ia telah cobanya dengan wanita lain? Atau mungkin dengan pelacur kah? Haruskah saya bertanya ini pada anakku? Apa jiwanya tidak terusik, jika saya menanyakannya? Dalam saya memikir, kusimpulkan, seharusnya kubiarkan dahulu serta saya akan menyelidiknya dengan sebaik-baiknya dengan setertutupmungkin.

Selesai Irvan kerjakan PR-nya (Diseekolah Irvan memang anak pintar), ia meniki tempat tidur serta masuk selimutku. Ia cium pipi kiri serta pipi kananku sambil membisikkan: Selamat malam... mama..." Umumnya saya menjawabnya dengan:"Selamat malam sayag..." Tetapi jika saya telah tertidur, biasanyaaku tidak menjawabnya.Dadaku deru, apaah malam hari ini saya menanyakan CD porno itu. Pada akhirnya saya biarkan saja. Serta...

Saya kembali lagi merasai buah dadaku dikeluarkan dari balik dasterku yang mini serta tipis. Irvan menyedotnya perlahan. Ah... kembali lagi saya bergairah. Ditambah kembali lagi samping tangannya mengelus-elus bulu vaginaku. Satu jari-jarinya mulai mengelus klentitku. AKu merasai kesenangan. Kesempatan ini, saya percaya Irvan tidak tidur. Saya merasai dari nafasnya yang mengincar. Saya diam saja. Sampai jarinya masuk lubang vaginaku serta mendustai jarinya disana. Ingin rasa-rasanya saya mendesah, tetapi...

Saya tahu, Irvan turunkan celananya, sampai sisi bawah badannya telah bertelanjang. Dengan samping kakinya, ia mengangkangkan ke-2 kakiku. Serta.... Irvan naiki badanku denngan perlahan-lahan. Saya merasai penisnya mengeras. Berulang-kali ia menusukkan penis itu ke vaginaku. Irvan rupanya tidak ketahui, dimana lubang vagina. Brkali-kali tidak berhasil. Saya kasihan kepadanya, sebab nyaris ia putus harapan. Tanpa ada sadar, saya mengangkangkankedua kakiu semakin lebar. Waktu penisnya menyerang sisi atas vaginaku, saya mengusung pantatku serta perlahan-lahan penis itu masuk ruangan vaginaku. Irvan mendesaknya. Vaginaku yang telah basah, langsung menelan penisnya. Kelihatannya Irvan belum dapat menangani kesetimbangan dianya. Ia langsung menggenjotku serta menyedoti tetekku. Lalu crooot...croot...croooootttt, sprmanya menyemprot di vaginaku. Badannya mengejang serta melemas sesaat setelah itu. Perlahan-lahan Irvan menuruni badanku. Saya belum sampai... tetapi saya tidak kemungkinan melakukan perbuatan apa-apa.

Esok malamna, hal tersebut berlangsung lagi. Berlangsung lagi serta berlangsung lagi. Minimal 3x dalam semingu. Irvan juga jadi lelaki yang dewasa. Cukup banyak juga kami menyentuh insiden malam-malam itu. Kami cuma bicara mengenai beberapa hal lain saja. Sampai satu sore, saya betul-betul bergairah sekali. Ingin sekali disetubuhi. Waktu berpapasan dengan Irvan saya mengelus penisnya di luar celananya. Irvan membalas meremas pantatku. Saya secepatnyake kamar serta buka semua bajuku, lalu merebahkan dri di atas tempat di tutupi selimut. Akuberharap, Irvan masuk kamar tidurku. Belum selesai saya mengharap, Irvan sudeah masuk kamar tidurku. Di naik ke kamar tidurku serta membuka selimutku. Lihat saya tertidur dengan telanjang bundar, Irvan langsung melepas semuapakaiannya. Sampai bugil. Bibirku serta tetekku target intinya. AKu mengelus-elus kepalanya serta badannya. Hingga kemudian saya menyeret badannya naiki badanku. KUkangkangkan ke-2 kakiku serta membimbing penisnya tembus vaginaku. Nafsuku yangsudah mencapai puncak, membuat ke-2 kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masih rakus menyedoti serta menggigit kecil pentil tetekku. Hingga kemudian, kami saling menikmatinya serta melepas kesenangan kami bersama-sama. Selesai itu, kami saling minum susu panas serta menceritakan mengenai beberapa hal lain, seolah apakah yang baru kami kerjakan, membuka satu momen.

Popular posts from this blog

Ngentot Dengan Kakak Istriku Yang Maniak Seks 3

Ngentot Dengan Kakak Istriku Yang Maniak Seks 2